Adakan Penambangan Emas di Cimanngu, Kepedulian Anak Perusahaan PT Antam Tbk Terhadap Lingkungan Dipertanyakan

Umum618 Dilihat

ProaksiNews, Pandeglang – Anak perusahaan PT Antam Tbk yang melakukan penambangan emas di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten dituding kurang peduli terhadap masyarakat yang berada di lingkungan pertambangan.

Sebab, sejak melakukan produksi tahun 2010, PT Cibaliung Sumber Daya yang merupakan anak perusahaan perusahaan BUMN itu menujukan tanggungjawab dan keseriusan terhadap lingkungan, sehingga pada awal produksi emas diresmikan Polindes disekitar pertambangan, yakni di Kampung Citelukmulud dilakukan penggunaannya oleh Bupati Pandeglang waktu itu.

Dari mulai produksi, tidak sedikit emas yang dikeruk dari perut bumi Desa Mangkualam, Kecamatan Cimanggu. Namun, timbal balik dari penambangan emas terhadap masyarakat sekitar tambang nyaris tidak ada. Seperti Polindes, yang sudah lama tidak jelas kehadiran, juga dukungan lainnya terhadap kesehatan kurang serius dalam membantu seperti pembangunan UGD Puskesmas Cimanggu.

Demikian diungkapkan Kepala UPT Puskesmas Cimanggu, Iyat saat dikonfirmasi ProaksiNews beberapa waktu lalu. Iyat mengaku, hingga sekarang proposal yang diajukan pihak puskesmas sejak tahun 2017 kepada PT CSD hingga sekarang belum ada tanggapan.

Namun hingga saat ini, pihak Puskesmas Cimanggu masih mengharapkan adanya realisasi dari perusahaan tambang tersebut guna pembangunan ruang UGD. Sebab, ruang UGD tersebut sangat dibutuhkan pihak puskesmas, karena belum memiliki ruang UGD.

“Proposal kita sejak tahun 2017 untuk pembangunan ruang UGD kepada PT CSD belum ada tanggapan, padahal ruang UGD sangat dibutuhkan Puskesmas Cimanggu,” kata Iyat.

Menurut Iyat, sekitar tahun 2017 proposal yang diajukan pernah dikabarkan dari perusahaan melalui dana CSR-nya untuk dilengkapi RAB bangunan UGD. Dan hal itu sudah dilakukan dengan menggunakan jasa ahli bangunan guna penyusunan RAB serta detail gambar lay out UGD. RAB tersebut sudah diberikan kepada pihak PT CSD.

Namun kata Iyat, sekitar tahun 2019 melalui Manajer CSR, Gemi dan Superintenden CSR, Jodi saat ada  kegiatan di Puskesmas Cimanggu, Iyat memperoleh keterang dari Jodi bahwa, proposal yang diajukan pihak Puskesma sudah di Jakarta.Dan pengakuan Jodi, mudah-mudahan tahun 2020 bisa direalisasikan proposal tersebut.

“Saat ada kegiatan Puskesmas Cimanggu, Jodi dari PT CSD menyatakan berkas proposal sudah sampai di Jakarta. Namun kini tidak ada realisasinya,” imbuh Iyat.

Sementara saat dihubungi melalui saluran teleponnya, Rabu (18/11/2021), Jodi mengaku, belum pernah ngobrol dengan Kepala Puskesmas Cimanggu. Jodi juga mengaku tidak mengetahui terhadap harapan pembangunan UGD Puskesmas Cimanggu tersebut.

“Kita hanya dibawah, kalau ada apa-apa bagaimana manajemen,” ujar Jodi. Sedangkan terkait polindes, dikatakan Jodi, itu sudah lama tidak ada buahnya.

Menyikapi hal tersebut, Rahmat (53) seorang aktivis Banten Selatan mengungkapkan, ada apa sebenarnya dibalik semua ini, polindes yang awal penggunaannya memperlihatkan kepedulian atas kesehatan masyarakat,  namun kini sudah tidak ada kejelasan keberadaan atau kelangsungan Polindes tersebut.

Padahal, saat peresmian untuk penggunaan Polindes tersebut melibatkan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang, yakni Bupati Pandeglang.

Untuk itu, masyarakat mengharapkan pihak perusahaan peduli terhadap kesehatan masyarakat sekitar, umumnya masyarakat di wilayah Kecamatan Cimanggu. Sebab bantuan fasilitas kesehatan maupun kelengkapan Puskesmas Cimanggu dan peningkatan jalan sangat dibutuhkan warga Cimanggu.

“Sebelum maupun setelah ada perusahaan tambang, jalan Cimanggu tidak ada perubahan, masih jalan aspal manual. Sehingga wajar jika jalan tersebut dicor atau rabat beton oleh pihak perusahaan,” ucapnya.

“Masyarakat sangat membutuhkan adanya fasilitas kesehatan maupun perbaikan jalan. Namun hingga kinu tidak ada perubahan,” beber Rahmat.

Dikatakan Rahmat, perusahaan tambang itu bukan perusahaan kelas teri, sebab perusahaan tambang emas tersebut merupakan anak perusahaan PT Antam Tbk yang notabenenya perusahaan BUMN. Untuk itu, perusahaan jangan hanya bisa mengeruk emasnya saja dari dalam bumi Banten Selatan.

Sehingga, ungkap Rahmat, menjadi hal yang sangat wajar, apabila perusahaan lebih peduli terhadap masyarakat yang ada di lingkungan pertambangan. Terlebih ada dana CSR yang busa digunakan pihak perusahaan tersebut. Ada apa dibalik semua ini, imbuh Rahmat dengan nada bertanya.

Sementara warga Kecamatan Cimanggu yang mengaku bernama, Kodir mengharapkan, agar pemerintah tidak tinggal diam terhadap perjalanan penambangan emas yang dilakukan anak perusahaan PT Antam. mulai dari penempatan pekerja dan yang lainnya.

Apalagi, kata Kodir menambahakkan, anak perusahaan PT Antam, saat pelaksanaan penambangan yang sekarang menggunakan pola open fit. Padahal tempat penambangan dekat dengan perkampungan penduduk. Untuk itu agar segera ditutup kembali pembangunan under ground yang baru selesai dibangun.

Diungkapkan Kodir, saat ini sedang ada pembangunan lubang underground baru dilokasi yang belum pernah ditambang. Dan biayanya mencapai milyaran rupiah, mulai biaya survey pihak Giomin, pembebasan lahan, ganti rugi pada penambang liar disana. Namun ironusnya, hanya untuk membantu pembangunan UGD, tidak ada dikucurkan biayanya.

“Pembangunan lubang underground untuk lokasi tambang  baru membutuhkan biaya milyaran, kok hanya untuk membangun UGD Puskesmas tidak dikucurkan. Bahkan, rumah Polindes yang dikontrak saja saat ini dibiarkan, dan tidak diperpanjang kontraknya,” katanya. Dy/Ej.

Komentar