ProaksiNews, Jakarta – Paket kegiatan yang ada di Sudin Bina Marga Jakarta Utara diduga telah dimonopoli. Dugaan itu muncul, sebab 3 paket di Sudin Bina Marga tersebut pekerjaan dilaksanakan oleh satu kontraktor.
Untuk itu, pihak Inspekorat DKI Jakarta diminta untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap Kasudin Bina Marga Jakut terkait paket kegiatan yang di Suku Dinas tersebut.
Demikian diungkapkan BG seorang kontraktor Jakarta yang juga merupakan rekanan Kantor Wali Kota Jakarta Utara kepada ProaksiNews, Senin (4/10/2021). Menurut BG, pemeriksaan oleh Inspektorat DKI Jakarta diperlukan demi mengungkap dugaan tersebut.
“Untuk membuka dugaan monopoli tersebut, Inspektorat DKI Jakarta seharusnya bisa segera melakukan pemeriksaan terhadap 3 paket tersebut,” ujarnya.
Dikatakan BG, Sudin Bina Marga Jakut pada tahun 2021 memiliki 3 paket pisik, yakni Pembangunan Trotoar, Peningkatan Jalan Lingkungan Zona Barat, Peningkatan Jalan Lingkungan Zona Timur dan satu (1) Paket untuk Pengadaan Bahan Material dan pendukungnya.
Diungkapkan BG, terkesan Sudin Bina Marga tidak bersikap adil terhadap perusahaan-perusahaan E-katalog. Pasalnya, tiga paket kegiatan itu terindikasi “dihadiahkan” kepada pengusaha yang berinisial IP dengan Perusahaan PT. NSJ.
“Tiga paket kegiatan itu diberikan ke satu pemborong, dan ini sangat disayangkan. Sebab seharusnya Suku Dinas Bina Marga bersikap adil dengan memberi kesempatan kepada perusahaan yang lain, agar perusahaan yang lain juga bisa beroperasi untuk memenuhi kebutuhan kantor dan dapat membayar gaji karyawan,” katanya.
“Sebanarya banyak perusahaan yang lolos e-katalog, mengapa hanya untuk satu orang itu bisa mendapatkan tiga paket kegiatan? memangnya hasil pekerjaan dia selama ini sudah seperti apa?” imbuhnya dengan nada kesal.
Lebih jauh dikatakan BG, pihaknya menduga kuat diantara mereka pasti ada “kesepakatan dan deal-deal” tertentu, sehingga paket itu dimonopoli. Dan ini bisa dilaporkan ke KPPU.
Diungkapkannya, coba dicek kelapangan hasil pekerjaan orang yang mengerjakan paket tersebut, kita meyakini tidak akan maksimal, baik yang dikerjakan tahun 2021 ini, apalagi tahun 2019, yakni Peningkatan Jalan Kec Priok dan Koja, pekerjaan itu sudah pada pecah. Begitu juga pekerjaan jalan tenggiri, kalau tidak salah Kec Priok ada 41 titik, belum lagi Kec Koja yakni jalan walang. Dan kalau tidak salah pekerjaan itu perawatannya selama dua tahun.
“Kita tahu bahwa pekerjaan yang memenangkan paket tersebut banyak yang sudah pada retak.lihat aja paket yang dia kerjakan pada tahun 2019, padahal pemeliharaannya selama 2 tahun,” bebernya seraya meninggalkan Komplek Walikota Jakut.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan terhadap kegiatan Pembangunan Trotoar, banyak sejumlah kejanggalan ditemukan dilapangan seperti, pembongkaran dan pembersihan, pemasangan Kastin, pemasangan batu belah, pengadukan semen dan pasir, pengerjaan spek piva paralon tali air.
Bahkan ungkapnya menambahkan, wiremesh sudah karatan seperti bekas dan ukuran diragukan, sementara lantai dasar, dan hasil pengecoran trotoar bila diperhatikan seperti pegunungan tidak rata, bahkan papan proyek tidak ada di lokasi, dan bedeng tidak terlihat.
Selain itu, tidak tertutup kemungkinan dengan pekerjaan Jaling Zona Barat harus benar-benar diteliti, sebab tahun sebelumnya juga jelas-jelas kelihatan hasil akhir pekerjaan peningkatan jalan tidak maksimal seperti yang diungkapkan BG.
Hingga berita ini diturunkan Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakut belum bisa di konfirmasi. Frans.
Komentar